Pengamat ekonomi Kahlil Rowter menilai untuk mencapai cadangan devisa Indonesia sebesar USD100 miliar, bukan sesuatu hal yang mustahil. Namun untuk mencapainya perlu upaya kerja keras.
“Kami lihat hal itu merupakan sesuatu yang bisa dicapai. Tetapi bukan tahun ini,” ungkapnya, dalam acara Media Update dengan tema Membedah Kinerja BUMN di Pasar Modal, di Grand Hyatt Hotel, Jakarta, Rabu (21/4/2010).
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, idealnya cadangan devisa Indonesia sebesar USD100 miliar.
Cadangan devisa yang besar akan memberi kemapuan yang besar bagi BI untuk melakukan intervensi terhadap perkembangan yang tidak diinginkan di pasar.
"Memang untuk membangun cadangan devisa ada biayanya. BI harus membeli valas, tidak membiarkan sekedar di pasar. Kami optimistis cadangan devisa Indonesia sebesar USD100 miliar bisa tercapai, meski sesuatu yang visible," ucapnya.
Cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2009 sebesar USD66,1 miliar atau setara dengan 6,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Kinerja ekspor pada 2009 lebih baik akibat kenaikan harga komiditas dan pemulihan ekonomi global, sementara impor turun lebih besar dari pekiraan.
Pada 2009, cadangan devisa RI meningkat sebesar USD12 miliar dan pada 2010 peningkatannya diperkirakan akan lebih kecil dari 2009.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mengubah prediksi pencapaian cadangan devisa hingga akhir 2010 ini menjadi sebesar USD80 miliar. Target tersebut lebih baik dari prediksi semula sebesar USD74,8 miliar.
"Kami memprediksi cadangan devisa hingga akhir tahun sebesar USD80 miliar. Lebih baik dari prediksi semula sebesar USD74,8 miliar," ungkap Deputi Gubernur Senior BI Darmin Nasution saat Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI pekan lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar