Pemerintah mendorong investor China dan Jepang untuk fokus pada pembangunan sektor infrastruktur domestik sebab ke depan pemerintah berpikir kebutuhan akan infrastruktur sangat besar.
Demikian dikemukakan Menko Perekonomian Hatta Rajasa di sela Conference and
Exibition Infrastructure Asia 2010 di PRJ Kemayoran Jakarta, Kamis (15/4/2010).
Di Kementerian PU (Pekerjaan Umum), misalnya, ada doubletrack, railway, yang bisa dikatakan dan layak ditenderkan di bawah skema PPP (public private parnership), kata Hatta.
Menurut Hatta, dulu pemerintah mengakui tidak terlalu siap untuk PPP, misalnya
ada tiga undang-undang (UU) yang bersifat monopoli (hanya BUMN yang bisa dan
itu pun melalui penunjukan langsung). "Sekarang UU itu lebih liberal, swasta melalui public private partnership sudah dimungkinkan. Skema PPP sudah diubah, dapat privilege 10 persen," kata Hatta.
Menurut dia, investor China dan Jepang sebenarnya sudah lama masuk, misalnya pada sektor infastruktur, oil and gas, yang baru-baru ini diresmikan. "Investor China sudah berminat membangun irigasi dan jembatan di Sumatera Selatan," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar