Cari Blog Ini

Senin, 19 April 2010

Pembinaan Atlet Butuh Fasilitas Teknologi

Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menegpora) Andi Mallarangeng, mengakui adanya kesalahan dalam pembinaan atlet di berbagai cabang olah raga sehingga prestasi internasional belum memuaskan.

"Ada kesalahan pembinaan sehingga prestasi internasional belum memuaskan," kata Mallarangeng saat menyampaikan kuliah umum di Kampus Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Mataram, di Mataram, Minggu.

Ia mencontohkan, prestasi sepak bola Indonesia yang masih jauh dari kemajuan meskipun telah didukung Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah (APBD) dari berbagai daerah yang dapat mencapai triliunan rupiah jika ditotalkan.

Setiap tahun semua daerah mengalokasikan anggaran pembinaan olahraga untuk Persatuan Sepak Bola daerah masing-masing. Bahkan, ada daerah tertentu yang mengalokasikan Rp42 miliar khusus untuk pengembangan sepak bola tetapi belum juga menghasilkan prestasi internasional. "Berarti ada kesalahan dalam pembinaan atlet sepak bola, itu yang perlu menjadi perhatian serius demi prestasi internsional di masa mendatang," ujarnya.

Mallarangeng juga mengungkapkan prestasi internasional di cabang olahraga bulu tangkis yang mengalami kemunduran karena kesalahan pola pembinaan. Atlet bulu tangkis senior seperti Taufik Hidayat dan rekan-rekannya mulai mengalami masa-masa surut, namun panggantinya belum mencapai puncak kejayaan. "Ya, anjlok juga prestasi bulu tangkis kita (Indonesia, Red), seniornya mulai surut namun yuniornya belum maksimal prestasinya sehingga belum bisa mengganti posisi seniornya," ujarnya.

Demikian pula prestasi di cabang silat dan sepak takraw serta cabang olahraga lainnya yang mengalami kemunduran prestasi juga karena pola pembinaan yang tidak sesuai perkembangan zaman.

Menurut Mallarangeng, sudah saatnya Indonesia menerapkan pola pembinaan atlet yang selalu disertai fasilitas pendukung teknologi terkini seperti peralatan pengukuran prestasi atlet. "Pelatih kita harus menggunakan laptop atau sistem komputerisasi dalam pembinaan atlet agar dapat menganalisis prestasinya. Tidak bisa lagi dengan cara-cara lama karena ternyata bakat alam saja tidak cukup, harus selalu diasah," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar