Kondisi pemanasan global semakin kentara di Kutub Utara. Bahkan gas methane yang selama ini terpendam, mulai menguap, lebih cepat dari prediksi sebelumnya.
"Gas methane di kutub utara selama ini tertimbun dalam lautan es. Namun sekarang, gas tersebut mulai terlihat menguap seiring dengan semakin terlihatnya dampak pemanasan global di dunia," ujar peneliti University of Alaska Fairbanks International Arctic Research Center, Natalia Shakhova, seperti dikutip melalui Associated Press, Jumat (5/3/2010).
Menurutnya, gas methane yang keluar dari kutub utara dekat wilayah timur Siberia memiliki jumlah yang hampir sama dengan gas methane yang saat ini tersimpan di seluruh lautan di dunia.
Global warming saat ini masih fokus pada tingginya tingkat kandungan karbondioksida di atmosfir. Namun para peneliti menyatakan, gas methane dapat berfungsi 30 kali lipat lebih efektif dalam menjerat panas, ketimbang karbondioksida.
Dalam catatan, konsentrasi gas methane di atmosfir seluruh dunia berkisar 0,3 dan 0,4 ppm (parts per million), jika berada di musim dingin. Sedangkan saat musim panas, kisarannya menjadi 0,6 hingga 0,7 ppm.
Saat ini, konsentrasi methane di kutub utara rata-rata sekira 1,85 ppm. Angka ini merupakan yang tertinggi dalam 400.000 tahun ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar